KEPRINOW.COM, Batam – Kejaksaan Tinggi Kepri Khusus Bidang Pidana Khusus diminta tangkap KepsekSMKN 1 Batu Aji Batam dan geledah pembukuan dan kegiatan kutip-mengutip dana SPP dari siswa yang telah lulus dari sekolah itu.
Menurut sumber yang sempat direkam Media KepriNow Tiap siswa masih membayar uang SPP dari bulan Mei dan Juni 2023.
Padahal sejak akhir April sudah tidak aktif lagi masuk dan bersekolah di tempat itu karena sudah lulus-lulusan.
“Siswa masih dimintai uang SPP dua bulan hingga Juni 2023 yang akan datang.Takutlah siswa ijazah ditahan kalau tak bayar dua bulan,” kata satu Aktifis Ormas yang tak mau disebutkan namanya ke media ini Rabu (17/05/2023).
Menurutnya di SMKN 1 Batu Aji ada sekitar 500 siswa yang lulus dari berbagai jurusan.
Yang mana kata Aktifis ini sebulan Rp325 ribu per siswa, maka pembayaran harus sekaligus 2 bulan sehingga harus dilunasi 2 bulan sejumlah Rp650 ribu.
“Pada masa April anak lulusan SMK sudah harus bersiap mendaftar di Perguruan Tinggi, maka mau tak mau harus membayar uang SPP nya, lalu muncul SKHU sebagai syarat daftar di Perguruan Tinggi maupun di Sekolah Kedinasan atau untuk melamar pekerjaan yang dipilih para lulusan SMK,” kata sumber ini serius.
Lebih kata sumber ini, bahwa perlu ditolak modus seperti ini.SPP adalah kewajiban siswa sekolah.Yang tak masuk sekolah berarti tidak ada lagi aktifitas.Maka SPP dua bulan yakni Mei dan Juni 2023 harus di non-aktifkan.
“Ada aroma bau gratifikasi soal pembayaran 2 bulan SPP ini.Maka kami minta Kejati Kepri turun tangan menangkap Kepsek SMKN 1 Batu Aji berinisial Den dan menggeledah sekolah SMKN 1 Batu Aji Batam.Dan kami himbau SMKN lainnya seperti SMKN 8 dan SMKN 5 juga melakukan pungutan SPP sebanyak di SMKN 1 Batu Aji ini.Maka sekolah yang bertetangga ini kelakuannya sama saja,” pungkas sumber ini.
Kepsek SMKN 1 Batu Aji Batam ketika dikonfirmasi informan media ini tidak dapat dihubungi karena hp nya off alias tidak menyala. (Robert)
