Sabtu, Juli 27, 2024
spot_img

BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Bandung Terasa Lebih Dingin

KEPRINOW.COM, Jakarta – Beberapa hari terakhir, Kota Bandung dan sekitarnya diguyur hujan deras meski diketahui sudah memasuki musim kemarau. Selain itu, memasuki pekan ketiga Juni, suhu di Bandung terasa lebih dingin dari biasanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, penyebab hujan yang turun di musim kemarau ini karena faktor regional.

“Memang pada tahun ini periode musim kemarau di wilayah Bandung raya yang diprediksi secara umum bulan Mei-Juni masih disertai adanya pembentukan awan-awan hujan. Salah satunya dari faktor regional, kecenderungan suhu permukaan laut di sekitar perairan Jawa Barat yang relatif hangat sehingga berpotensi terhadap pembentukan awan-awan hujan,” kata Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Provinsi Jawa Barat Iid Mujtahiddin, Rabu (23/6).

Iid menjelaskan, ada prediksi kelembaban di ketinggian menengah cenderung basah dan ini menyebabkan masih ada potensi hujan.

“Sehingga kondisi cuaca akan terasa sedikit dingin dengan adanya potensi yang terjadi,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, saat ini terpantau suhu udara minimum absolut di Kota Bandung berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung dalam kurun waktu 5 hari terakhir adalah 18,2 derajat Celcius.

Meski demikian, lanjut Iid, kondisi suhu rata-rata tersebut masih relatif normal.

“Karakteristik suhu udara selama periode musim kemarau relatif lebih dingin dibandingkan pada periode musim hujan karena dipengaruhi oleh kondisi suhu di wilayah Benua Australia yang mengalami musim dingin,” tuturnya.

Selain itu, Iid menuturkan, terdapat perbedaan kondisi cuaca di setiap wilayah dengan karakteristiknya masing masing.

“Pengaruh global sama, tapi pengaruh iklim lokal juga mempengaruhi kondisi cuaca suatu daerah. Misalnya topografi dan tutupan lahan,” kata Iid.

Iid menambahkan, pada 27-28 Juni 2021 diprediksi suhu udara sedikit ada penurunan di wilayah Australia bagian utara.

Sekadar diketahui, prakiraan musim kemarau 2021 pada 342 zona musim (ZOM) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami awal musim kemarau 2021 pada kisaran Mei dan Juni 2021 sebanyak 198 ZOM atau 57,9 persen dari 342 ZOM.

Dilansir laman BMKG, awal musim kemarau 2021 di sebagian besar daerah yaitu 197 ZOM (57,6 persen) diprakirakan mundur terhadap rata-ratanya, sedangkan wilayah lainnya diprakirakan sama terhadap rata-ratanya 97 ZOM (28,4 persen) dan maju terhadap rata-ratanya sebanyak 48 ZOM (14,0 persen).

Sifat hujan selama musim kemarau 2021 di sebagian besar daerah yakni sebanyak 182 ZOM (53,2 persen) diprakirakan normal, sedangkan wilayah lainnya atas normal sebanyak 119 ZOM (34,8%) dan diprakirakan bawah normal sebanyak 41 ZOM (12,0 persen).

Puncak musim kemarau 2021 di sebagian besar wilayah zona musim diprakirakan terjadi pada Agustus 2021 sebanyak 230 ZOM (67,3 persen). (cnni)

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

BERITA POPULER