Sabtu, Juli 27, 2024
spot_img

Anggota DPR Kecam Sekolah Mediasi Korban-Pelaku Cabul: Jangan Gampangin!

KEPRINOW.COM, Jakarta – Langkah pihak sekolah memediasi siswi magang korban pencabulan dengan pelaku, yang merupakan pegawai kelurahan di Tangerang Selatan (Tangsel), menuai kritik keras. Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan meminta pihak sekolah tidak menggampangkan kasus pencabulan yang dialami siswinya.

“Jadi sekolah harus ngerti yang gini-gini. Sekolah jangan menggampangkanlah, sekolah jangan mengampangkan masalah ini. Ini masalah yang serius, sangat serius dan itu berdampak sampai nanti mereka bekerja punya anak, berdampak nanti itu. Jadi jangan digampangkan dan sekolah taat hukum,” kata Putra kepada wartawan, Jumat (17/12/2021).

Putra mengatakan harusnya sekolah memahami kasus pelecehan seksual ini. Dia menyebut pelecehan seksual sangat berdampak panjang pada korban.

“Sudah ada proses hukum. Sekolah harusnya mengerti dampaknya. Ketika anak-anak ini begitu tidak suka bagian-bagian yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun, mereka merasa terganggu harkat dan martabat mereka. Dari kecil mereka diajarin untuk bagaimana melindungi,” sebut dia.

Putra meminta pihak sekolah untuk konsisten dengan penegakan hukum. Dia menekankan bahwa kasus pencabulan tak bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

“Ini kan jadi menguak banyak kejadian pelecehan seksual, yang terjadi di lingkungan sekolah ataupun tempat magang. Kalau menurut saya, kita harus konsisten dari sisi penegakan hukum,” tutur Putra.

“Ini kan bukan persoalan keluarga-berkeluarga, bukan persoalan mediasi dan lain sebagainya. Tapi apa yang dilakukan ini satu bentuk tindak pidana yang bisa diproses. Buktinya dia sudah jadi tersangka,” imbuhnya.

Putra mengkhawatirkan upaya mediasi pihak sekolah membuat korban semakin trauma. Putra meminta sekolah untuk menghormati proses hukum.

“Jangan sampai upaya-upaya yang dilakukan sekolah justru membuat trauma korban. Korban yang sudah merasakan masih dipertemukan lagi dengan tersangka yang telah ditetapkan polisi. Saya sangat menyayangkan sekali, pihak sekolah yang harusnya menghormati proses hukum yang sedang berjalan, tidak boleh mengintervensi. Apalagi itu berdampak trauma terhadap anak SMK,” ucapnya.

Dorong Korban Lain Segera Lapor

Putra berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran. Dia mendorong agar seluruh siswa magang yang mengalami pelecehan seksual untuk berani melapor.

“Ini proses hukum sudah cocok ya, karena ini juga menjadi pelajaran dan menjadi peringatan bagi semua pihak, terutama juga anak-anak yang magang untuk mereka juga lebih waspada terus berani melaporkan. Baik verbal maupun fisik, laporkan,” sebut dia.

Lebih lanjut, Putra mengimbau siswa untuk melapor ke DPR jika sekolah tak menanggapi laporan mengenai pelecehan seksual ini. Dia menekankan bahwa kasus pelecehan seksual harus ditangani serius.

“Harus laporkan, kalau sekolah tidak merespons cepat, lapor ke DPR aja. Jadi maksud saya yang gini-gini kita serius lah, ini masih depan anak-anak kita dan juga jangan becandaan. Orang kalau pernah mengalami seperti itu traumanya panjang, nanti berefek ketika dia kerja, berefek ketika dia menikah, berefek ketika dia punya anak, banyak efeknya. Ini bukan bercandaan dan nggak lucu,” tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan, Tri Purwanto mengungkapkan 3 siswi SMK korban pencabulan pegawai Kelurahan Jombang, Tangsel sempat dipertemukan dengan pelaku.

Tri menyebut pertemuan itu difasilitasi oleh pihak sekolah. Tri menyayangkan proses mediasi itu karena membuat korban semakin trauma.

“Udah (dipertemukan), itu yang saya makanya nggak suka dengan pihak sekolah tuh di situ. Kok malah dipertemukan gitu, malah diarahkan ke mediasi gitu. Itu yang saya nggak suka. Pastilah trauma korbannya pasti ada,” kata Tri saat dihubungi detikcom, Jumat (17/12). (dtk)

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

BERITA POPULER